#FiksiKilat • Sarapan Pagi Penuh Dusta

“Tumben masak segini banyak, Ma?”

“Sekali-kali, Mama ingin memanjakan lidah kalian, dong,” katanya sambil tersenyum manis.

“Ngomong-ngomong, mana Jodhi?”

“Kayaknya semalam nggak pulang, Pa. Paling nginep di rumah temannya,” jawabku.

“Ya udah, kita mulai aja sarapannya, ya.” Mama mengambilkan nasi untuk Papa dan menaburkan bawang goreng di atasnya, dan didekatkannya semangkuk garang asem dan segelas jus mangga.

“Wah, enak sekali, Ma.”

“Terima kasih, Papa sayang.”

“Bagaimana Mama bisa masak banyak menu seperti ini sepagi ini?”

“Mama bangun jam tiga pagi, Pa. Tadi Papa masih pulas banget tidurnya.”

Bohong. Mama membeli semuanya tadi pagi, sambil terus-terusan bermesraan dengan pacarnya lewat telepon.

“Gimana meeting semalam, Pa? Proyeknya jadi Papa yang menangani?”

“Jadi, dong.”

Bohong. Papa semalam berkencan dengan sekretarisnya. Temanku yang kerja di hotel memberi tahu semalam.

Aku melirik ayam goreng jatah Kak Jodhi yang belum tersentuh. Kak Jodhi tak akan pulang. Dia sudah meninggal setelah mencoba memerkosaku bersama teman-temannya tadi malam.

image

Sketsa karya Carolina Ratri

(Judul FF ini sama dengan judul kumpulan cerita pendek karya Puthut EA.)

2 komentar di “#FiksiKilat • Sarapan Pagi Penuh Dusta

Tinggalkan komentar